Teori kebutuhan
dasar manusia
Kebutuhan
dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam menjaga
keseimbangan baik secara fisiologis maupun psikologis. Hal ini bertujuan untuk
mempertahankan kehidupan dan kesehatan.
1.
Abraham
Maslow
Manusia
mempunyai kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi secara memuaskan melalui
proses homeostasis, baik fisiologis maupun psikologis. Abraham Maslow seorang psikolog dari Amerika
mengembangkan teori tentang kebutuhan dasar manusia yang lebih dikenal dengan
istilah Hierarki Kebutuhan Dasar Hidup Maslow. Hirearki tersebut memiliki lima
kategori kebutuhan dasar :
a. Kebutuhan
fisiologis
Kebutuhan
fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hierarki ini. Pada umumnya
manusia yang belum terpenuhi kebutuhannya akan terlebih dahulu memenuhi
kebutuhan fisiologis dibanding dengan kebutuhan yang lainnya. Contohnya
seseorang yang kekurangan makanan akan memprioritaskan kebutuhan makan
dibanding kebutuhan cinta dan harga diri. Delapan kebutuhan fisiologis
meliputi:
1) Kebutuhan
oksigen dan pertukaran gas
2) Kebutuhan
cairan dan elektrolit
3) Kebutuhan
makanan
4) Kebutuhan
eliminasi urine dan alvi
5) Kebutuhan
istirahat dan tidur
6) Kebutuhan
aktivitas
7) Kebutuhan
kesehatan temperatur tubuh
8) Kebutuhan
seksual
b. Kebutuhan
keselamatan dan rasa aman
Kebutuhan keselamatan
dan rasa aman yang dimaksud adalah aman dari berbagai aspek baik fisiologis
maupun psikologis, meliputi:
1) Kebutuhan
perlindungan diri dari udara dingin, panas, kecelakaan, dan infeksi
2) Bebas
dari rasa takut dan kecemasan
3) Bebas
dari perasaan terancam karena pengalaman yang baru atau asing
c. Kebutuhan
rasa cinta, memiliki dan dimiliki
1) Memberi
dan menerima kasih sayang
2) Perasaan
dimiliki dan hubungan yang berarti dengan orang lain
3) Kehangatan
4) Persahabatan
5) Mendapat
tempat atau diakui dalam keluarga, kelompok dan lingkungan sosial
d. Kebutuhan
harga diri
1) Perasaan
tidak bergantung pada orang lain
2) Kompeten
3) Perhargaan
terhadap diri sendiri dan orang lain
e. Kebutuhan
aktualisasi diri
1) Dapat
mengenal diri sendiri dengan baik
2) Belajar
memenuhi kebutuhan diri sendiri
3) Tidak
emosional
4) Mempunyai
dedikasi tinggi
5) Kreatif
6) Mempunyai
kepercayaan diri yang tinggi
Gambar 1.1
Hierarki Kebutuhan Maslow
Konsep
hierarki diatas menjelaskan bahwa untuk
memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi, kebutuhan dasar dibawahnya harus
terpenuhi.
2.
King
Manusia merupakan individu kreatif
yang dapat bereaksi terhadap situasi, orang, dan objek tertentu. Sebagai
makhluk sosial, manusia hidup bersama orang lain dan berinteraksi satu sama
lain. Berdasarkan hal tersebut manusia dibagi menjadi tiga :
a. Kebutuhan
akan informasi kesehatan
b. Kebutuhan
akan pencegahan penyakit
c. Kebutuhan
akan perawatan ketika sakit
3.
Martha
E. Rogers
M
|
anusia
sebagai unit. Manusia merupakan satu kesatuan yang
utuh yang memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda. Manusia selalu
berinteraksi dengan lingkungan dan mempengaruhi satu sama lain. Dalam proses
kehidupannya, manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikannya
masing-masing.
4.
Johnson
J
|
Individu
dipandang sebagai sistem perilaku yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan
stabilitas, baik dalam lingkungan internal maupun eksternal. Individu mempunyai
keinginan untuk mengatur dan menyesuaikan dirinya terhadap pengaruh yang
timbul.
5.
Virginia
Henderson
Manusia mengalami
perkembangan yang dimulai dari proses tumbuh kembang dalam rentang kehidupan.
Dalam melakukan aktivitas sehari-hari, individu memulainya dengan bergantung
pada orang lain dan belajar untuk mandiri melalui sebuah prosesyang disebut
kedewasaan. Proses tersebut dipengaruhi oleh pola asuh, lingkungan sekitar, dan
status kesehatan individu. Dalam beraktivitas individu dikelompokkan dalam tiga
kategori:
1) Terhambat
dalam melakukan aktivitas
2) Belum
mampu melakukan aktivitas
3) Tidak
dapat melakukan aktivitas
6.
Sister
Calista Roy
Manusia dapat
meningkatkan kesehatannya dengan mempertahankan perilaku yang adaptif dan
mengubah perilaku maladaptif. Sebagai makhluk biopsikososial manusia selalu berinteraksi
dengan lingkungannya. Untuk mencapai homeostasis (keseimbangan) manusia harus
beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Secara keseluruhan menurut Roy,
manusia sebagai makhluk biopsikososiospiritual yang merupakan kesatuan yang
utuh, memiliki koping mekanisme untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan
yang terjadi melalui interaksi yang dilakukan terhadap perubahan lingkungan.
A.
Faktor
yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
1. Penyakit.
Saat seseorang dalam kondisi sakit, ia tidak akan mampu memenuhi kebutuhannya
sendiri, dengan demikian individu tersebut akan bergantung pada orang lain
dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya.
2. Hubungan
yang berarti. Keluarga merupakan
sistem pendukung bagi individu.
3. Konsep diri.
Konsep diri mempengaruhi kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhannya. Konsep
diri yang positif akan mudah mengenali dan memenuhi kebutuhannya serta
mengembangkan cara sehat guna memenuhi kebutuhan tersebut. Pada seseorang yang
konsep diri negatif (depresi) akan mengalami perubahan kepribadian dan suasana
hati yang dapat mempengaruhi persepsi dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhannya
tersebut.
4. Tahap perkembangan.
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks, dalam suatu pola yang teratur dan dapat diprediksi.
5. Struktur keluarga.
Struktur keluarga dapat mempengaruhi cara klien memuaskan kebutuhannya. Sebagai
contoh, seorang ibu mungkin akan lebih mendahulukan kebutuhan bayinya
dibandingkan kebutuhannya.
B.
Manusia
sebagai Sistem
Sistem merupakan gabungan
dari elemen yag dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi
sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah
ditetapkan.
Manusia sebagai sistem
terdiri atas subsistem yang saling berhubungan secara terintegrasi untuk
membentuk satu kesatuan sistem (sistem total). Manusia sebagai sistem meliputi
komponen biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Manusia sebagai sistem
terbagi atas dua jenis, yakni:
1. Manusia
sebagai sistem adaptif.
Adaptasi
adalah proses perubahan yang menyertai individu ketika berespon terhadap
perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi integritas maupun keutuhannya.
Menurut Roy (1976) perilaku adaptif merupakan perilaku individu secara utuh
dalam beradaptasi dan menanggapi rangsang lingkungan.
2. Manusia
sebagai sistem personal, interpersonal dan sosial.
Menurut King (1976) ada tiga dinamika
sistem interaksi manusia:
ü Sistem
personal(individu). Pada sistem ini tenaga kesehatan
harus paham tentang konsep diri, persepsi, serta pertumbuhan dan perkembangan.
ü Sistem interpersonal
(kelompok). Pada sistem ini tenaga kesehatan harus
mengerti tentang konsep berinteraksi sosial serta memahami apa peranan tenaga
kesehatan dalam sistem tersebut. Tenaga kesehatan juga harus mampu
berkomunikasi secara efektif.
ü Sistem sosial
(masyarakat). Dalam sistem sosial, tenaga kesehatan
harus paham tentang konsep pengorganisasian kekuatan, otoritas atau tindakan
mandiri yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan. Selain itu juga diharapkan
mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.
C.
Manusia
sebagai Makhluk Holistik
Manusia sebagai makhluk holistik memiliki makna
bahwa manusia adalah makhluk utuh atau menyeluruh yang terdiri dari unsur
biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Adanya gangguan pada salah satu
unsur akan mempengaruhi yang lain. Menurut model ini manusia terdiri atas:
1. Unsur
biologis
ü Manusia
merupakan susunan organ tubuh
ü Mempunyai
kebutuhan untuk dapat mempertahankan hidupnya
ü
Spiritual
|
2. Unsur
psikologis
ü Mempunyai
kepribadian
ü Tingkah
laku merupakan manifestasi kejiwaan
ü Mempunyai
kebutuhan psikilogis
agar kepribadiannya berkembang
Gambar1.2 Model Individu Holistik
3. Unsur
sosial
ü Perlu
hidup bersama orang lain dan bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan
hidupnya
ü Dalam
sistem sosial, padangan individu, kelompok dan masyarakat dipengaruhi oleh
kebudayaan
ü Manusia
dipengaruhi oleh lingkungan sosial
ü Manusia
dituntut berperilaku sesuai dengan harapan dan norma yang berlaku di masyarakat
4. Unsur
spritual
ü Manusia
mempunyai keyakinan atau mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa
ü Memiliki
padangan hidup
ü Mempunyai
semangat hidup sejalan dengan keyakinan yang dianutnya
D.
Manusia
sebagai Sistem Adaptif
1. Adaptasi
fisiologis
Adaptasi fisiologis
merupakan suatu bentuk penyesuaian tubuh secara alamiah untuk mempertahankan
keseimbangannya dari berbagai faktor penggangu. Tubuh mempunyai mekanisme
pertahanan alamiah yang bekerja secara teratur agar dapat beradaptasi dengan
faktor internal dan eksternal. Adaptasi fisiologis meliputi:
a. Local
Adaptation Syndrome (LAS)
Penyesuaian
ini dapat dilihat pada saat terjadi peradangan. Manifestasi radang pada lokasi
infksi menunjukkan perubahan fisiologs disertai gejala khusus yang khas seperti
merah, bengkak, nyeri, panas dan keterbatasan anggota gerak (fungtion laesa).
Jika penyebab ketegangan atau stress teralu besar, maka tubuh akan bereaksi
secara umum (GAS)
b. General
Adaptation Syndrome (GAS)
Penyesuaian
ini menimbulkan pengaruh yang umu pada bagain tubuh, ini trjadi jika individu
mengalami stress dalam jangka waktu yang lama. Saat seseorang mengalami stress,
sebuah pesan akan dikirimkan tubuh ke otak (hipotalamus), selanjutnya sistem
syaraf otonom dan endokrin akan terangsang mengakibatkan perubahan fisiologis
disertai gejala tertentu,
Menurut
Selye (1976) ada tiga tahap dalam Las dan Gas:
1) Reaksi
Cemas (alarm reaction, AR)
Tubuh menyadari adanya penyebab stress dan secara sadar atau
tidak sadar terpicu untuk melakukan tindakan.
2) Tahap
perlawanan (stage of stress, SR)
Tubuh berupaya melawan reaksi yang muncul, tidak ada seorang
pun yang yang mampu bertahan terus menerus dalam kondisi tersebut. Tingkat
perlawanan tubuh akan meningkat melebihi batas normal untuk menghadapi penyebab
stress.
3) Tahap
kelelahan (stage of exhaustion, SE)
Jika tubuh dibiarkan terus-menerus menerima penyebab stress,
suatu saat tubuh akan mencapai tahap kelelahan. Gejala cemas kembali muncul.
Jika penyebab stess tidak bisa diatasi, gejala tersebut tidak akan berubah.
Bahaya kematian akanmenjelang kecuali jika tubuh memperoleh teknik untuk
menyesuaikan diri atau menemukan cara baru untuk mengatasi stress.
Stressor
|
Reaksi
Cemas
|
Tahap
Perlawanan
|
Tahap
Kelelahan
|
Istirahat
|
Kematian
|
Gambar 1.3 Tahap adaptasi
fisiologis stress
2. Adaptasi
Psikologis
Adaptasi
psikologis merupakan bentuk penyesuaian secara psikologis terhadap stressor
dengan membangun mekanisme pertahanan diri agar dapat melindungi diri dari
berbagai serangan atau hal-hal yang tidak menyenangkan.
a. Orientasi
tugas
Orientasi
tugas merupakan suatu strategi pemecahan masalah atau problem solving strategies dengan cara konstruktif dan berorientasi
pada kenyataan.
b. Orientasi
ego
Metode
ini dikenal dengan istilah pertahanan diri atau defense mechanism. Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Rasionalisasi
Upaya
menghindari masalah dengan memberikan alasan yang rasional sehingga masalah
yang dihadapi dapat teratasi.
Contoh:
seorang mahasiswa yang nilai ulangannya jelek memberikan alasan bahwa ia sakit
sehingga tidak bisa belajar. Padahal sebenarnya IQ-nya kurang.
2) Mengisar
(displacement)
Memindahkan tingkah laku kepada objek lain.
Contoh: seorang mahasiswa yang berbuat kesalahan pada waktu
praktik dan dimarahi oleh pembimbingnya balik memarahi teman-temannya.
3) Identifikasi
Menghadapi orang lain dengan menjadikan kepribadian orang
tersebut sebagai kepribadiannya.
Contoh: seseorang yang mengidolakan seseorang yang menurutnya
baik, maka ia akan meniru dan mengubah dirinya menjadi seperti orang yang
diidolakannya.
4) Kompensasi
Merupakan suatu upaya untuk mengatasi masalah dengan mencari
kepuasan di bidang lain.
Contoh: seseorang yang kurang ahli pada mata kuliah menghafal
justru menonjol pada mata kuliah seni.
5) Proyeksi
Menempatkan sifat batin sendiri ke dalam sifat batin orang
lain.
Contoh : seseorang yang membenci orang lain mengatakan bahwa
orang itulah yang membencinya.
6) Represi
Menghilangkan pikiran masa lalu yang buruk dengan melupakan
dan menekannya ke dalam bawah sadar.
7) Supresi
Menekan masalah yang tidak menyenangkan
secara sadar, dengan kata lain individu tidak mau memikirkan hal yang tidak
menyenangkan.
8) Penyangkalan
(denial)
Menyangkal masalah yang dihadapi. Contoh:
seornag penderita Diabetes Melitus memakan makanan yang sebenarnya pantangan.
9) Overkompensasi/pembentukan
reaksi
Pola perilaku individu yang gagal dalam
mencapai tujuannya. Individu tersebut tidak mengakui tujuan awalnya dengan
melupakannya dan melebihkan tujuan kedua.
Daftar
Pustaka
Hurlock,
E 1980. Psikologi Perkembangan: suatu
pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta : Erlangga
Monks,
F.J., dkk. 2004. Psikologi Perkembangan:
Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Kozier,
B. 1997. Fundamental of Nursing: Concept
and Procedure. California: Anderson Wesley Publising Co
Matondang,
C.S. 2010. Tumbuh Kembang Anak dan
Remaja. Jakarta : Sagung Seto
Mubarak,
W.I 2008. Pengantar Keperawatan. Jakarta
: Sagung Seto
Mubarak,
W.I dan Nurul C. 2008. Buku Ajar
Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC
Uliyah,
Musrifatul dan Aziz Alimul. 2008. Ketrampilan
Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan, Edisi II. Jakarta: Salemba Medika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar