Rabu, 19 Maret 2014

Konsep Dasar Manusia





Teori kebutuhan dasar manusia
            Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam menjaga keseimbangan baik secara fisiologis maupun psikologis. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.
1.      Abraham Maslow
Manusia mempunyai kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi secara memuaskan melalui proses homeostasis, baik fisiologis maupun psikologis. Abraham  Maslow seorang psikolog dari Amerika mengembangkan teori tentang kebutuhan dasar manusia yang lebih dikenal dengan istilah Hierarki Kebutuhan Dasar Hidup Maslow. Hirearki tersebut memiliki lima kategori kebutuhan dasar :
a.       Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam hierarki ini. Pada umumnya manusia yang belum terpenuhi kebutuhannya akan terlebih dahulu memenuhi kebutuhan fisiologis dibanding dengan kebutuhan yang lainnya. Contohnya seseorang yang kekurangan makanan akan memprioritaskan kebutuhan makan dibanding kebutuhan cinta dan harga diri. Delapan kebutuhan fisiologis meliputi:
1)      Kebutuhan oksigen dan pertukaran gas
2)      Kebutuhan cairan dan elektrolit
3)      Kebutuhan makanan
4)      Kebutuhan eliminasi urine dan alvi
5)      Kebutuhan istirahat dan tidur
6)      Kebutuhan aktivitas
7)      Kebutuhan kesehatan temperatur tubuh
8)      Kebutuhan seksual
b.      Kebutuhan keselamatan dan rasa aman
Kebutuhan keselamatan dan rasa aman yang dimaksud adalah aman dari berbagai aspek baik fisiologis maupun psikologis, meliputi:
1)      Kebutuhan perlindungan diri dari udara dingin, panas, kecelakaan, dan infeksi
2)      Bebas dari rasa takut dan kecemasan
3)      Bebas dari perasaan terancam karena pengalaman yang baru atau asing
c.       Kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki
1)      Memberi dan menerima kasih sayang
2)      Perasaan dimiliki dan hubungan yang berarti dengan orang lain
3)      Kehangatan
4)      Persahabatan
5)      Mendapat tempat atau diakui dalam keluarga, kelompok dan lingkungan sosial
d.      Kebutuhan harga diri
1)      Perasaan tidak bergantung pada orang lain
2)      Kompeten
3)      Perhargaan terhadap diri sendiri dan orang lain
e.       Kebutuhan aktualisasi diri
1)      Dapat mengenal diri sendiri dengan baik
2)      Belajar memenuhi kebutuhan diri sendiri
3)      Tidak emosional
4)      Mempunyai dedikasi tinggi
5)      Kreatif
6)      Mempunyai kepercayaan diri yang tinggi

Gambar 1.1 Hierarki Kebutuhan Maslow
Konsep hierarki diatas menjelaskan  bahwa untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi, kebutuhan dasar dibawahnya harus terpenuhi.

2.      King
       Manusia merupakan individu kreatif yang dapat bereaksi terhadap situasi, orang, dan objek tertentu. Sebagai makhluk sosial, manusia hidup bersama orang lain dan berinteraksi satu sama lain. Berdasarkan hal tersebut manusia dibagi menjadi tiga :
a.       Kebutuhan akan informasi kesehatan
b.      Kebutuhan akan pencegahan penyakit
c.       Kebutuhan akan perawatan ketika sakit

3.      Martha E. Rogers
M
anusia sebagai unit. Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh yang memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda. Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan dan mempengaruhi satu sama lain. Dalam proses kehidupannya, manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikannya masing-masing.

4.      Johnson
J
Individu dipandang sebagai sistem perilaku yang selalu ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik dalam lingkungan internal maupun eksternal. Individu mempunyai keinginan untuk mengatur dan menyesuaikan dirinya terhadap pengaruh yang timbul.

5.      Virginia Henderson
Manusia mengalami perkembangan yang dimulai dari proses tumbuh kembang dalam rentang kehidupan. Dalam melakukan aktivitas sehari-hari, individu memulainya dengan bergantung pada orang lain dan belajar untuk mandiri melalui sebuah prosesyang disebut kedewasaan. Proses tersebut dipengaruhi oleh pola asuh, lingkungan sekitar, dan status kesehatan individu. Dalam beraktivitas individu dikelompokkan dalam tiga kategori:
1)      Terhambat dalam melakukan aktivitas
2)      Belum mampu melakukan aktivitas
3)      Tidak dapat melakukan aktivitas

6.      Sister Calista Roy
Manusia dapat meningkatkan kesehatannya dengan mempertahankan perilaku yang adaptif dan mengubah perilaku maladaptif. Sebagai makhluk biopsikososial manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Untuk mencapai homeostasis (keseimbangan) manusia harus beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Secara keseluruhan menurut Roy, manusia sebagai makhluk biopsikososiospiritual yang merupakan kesatuan yang utuh, memiliki koping mekanisme untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang terjadi melalui interaksi yang dilakukan terhadap perubahan lingkungan.

A.    Faktor yang mempengaruhi pemenuhan kebutuhan
1.      Penyakit. Saat seseorang dalam kondisi sakit, ia tidak akan mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, dengan demikian individu tersebut akan bergantung pada orang lain dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya.
2.      Hubungan yang berarti. Keluarga merupakan sistem pendukung bagi individu.
3.      Konsep diri. Konsep diri mempengaruhi kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhannya. Konsep diri yang positif akan mudah mengenali dan memenuhi kebutuhannya serta mengembangkan cara sehat guna memenuhi kebutuhan tersebut. Pada seseorang yang konsep diri negatif (depresi) akan mengalami perubahan kepribadian dan suasana hati yang dapat mempengaruhi persepsi dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhannya tersebut.
4.      Tahap perkembangan. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, dalam suatu pola yang teratur dan dapat diprediksi.
5.      Struktur keluarga. Struktur keluarga dapat mempengaruhi cara klien memuaskan kebutuhannya. Sebagai contoh, seorang ibu mungkin akan lebih mendahulukan kebutuhan bayinya dibandingkan kebutuhannya.

B.     Manusia sebagai Sistem
Sistem merupakan gabungan dari elemen yag dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.
Manusia sebagai sistem terdiri atas subsistem yang saling berhubungan secara terintegrasi untuk membentuk satu kesatuan sistem (sistem total). Manusia sebagai sistem meliputi komponen biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Manusia sebagai sistem terbagi atas dua jenis, yakni:
1.      Manusia sebagai sistem adaptif.
Adaptasi adalah proses perubahan yang menyertai individu ketika berespon terhadap perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi integritas maupun keutuhannya. Menurut Roy (1976) perilaku adaptif merupakan perilaku individu secara utuh dalam beradaptasi dan menanggapi rangsang lingkungan.
2.      Manusia sebagai sistem personal, interpersonal dan sosial.
Menurut King (1976) ada tiga dinamika sistem interaksi manusia:
ü  Sistem personal(individu). Pada sistem ini tenaga kesehatan harus paham tentang konsep diri, persepsi, serta pertumbuhan dan perkembangan.
ü  Sistem interpersonal (kelompok). Pada sistem ini tenaga kesehatan harus mengerti tentang konsep berinteraksi sosial serta memahami apa peranan tenaga kesehatan dalam sistem tersebut. Tenaga kesehatan juga harus mampu berkomunikasi secara efektif.
ü  Sistem sosial (masyarakat). Dalam sistem sosial, tenaga kesehatan harus paham tentang konsep pengorganisasian kekuatan, otoritas atau tindakan mandiri yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan. Selain itu juga diharapkan mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.

C.    Manusia sebagai Makhluk Holistik
Manusia sebagai makhluk holistik memiliki makna bahwa manusia adalah makhluk utuh atau menyeluruh yang terdiri dari unsur biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Adanya gangguan pada salah satu unsur akan mempengaruhi yang lain. Menurut model ini manusia terdiri atas:
1.      Unsur biologis
ü  Manusia merupakan susunan organ tubuh
ü  Mempunyai kebutuhan untuk dapat mempertahankan hidupnya
ü 
Spiritual
Tidak terlepas dari hukum alam : lahir, berkembang, dan meninggal
2.      Unsur psikologis
ü  Mempunyai kepribadian              
ü  Tingkah laku merupakan manifestasi kejiwaan
ü  Mempunyai kebutuhan psikilogis
agar kepribadiannya berkembang           Gambar1.2 Model Individu Holistik
3.      Unsur sosial
ü Perlu hidup bersama orang lain dan bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidupnya
ü Dalam sistem sosial, padangan individu, kelompok dan masyarakat dipengaruhi oleh kebudayaan
ü Manusia dipengaruhi oleh lingkungan sosial
ü Manusia dituntut berperilaku sesuai dengan harapan dan norma yang berlaku di masyarakat
4.      Unsur spritual
ü  Manusia mempunyai keyakinan atau mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa
ü  Memiliki padangan hidup
ü  Mempunyai semangat hidup sejalan dengan keyakinan yang dianutnya

D.    Manusia sebagai Sistem Adaptif
1.      Adaptasi fisiologis
Adaptasi fisiologis merupakan suatu bentuk penyesuaian tubuh secara alamiah untuk mempertahankan keseimbangannya dari berbagai faktor penggangu. Tubuh mempunyai mekanisme pertahanan alamiah yang bekerja secara teratur agar dapat beradaptasi dengan faktor internal dan eksternal. Adaptasi fisiologis meliputi:
a.       Local Adaptation Syndrome (LAS)
Penyesuaian ini dapat dilihat pada saat terjadi peradangan. Manifestasi radang pada lokasi infksi menunjukkan perubahan fisiologs disertai gejala khusus yang khas seperti merah, bengkak, nyeri, panas dan keterbatasan anggota gerak (fungtion laesa). Jika penyebab ketegangan atau stress teralu besar, maka tubuh akan bereaksi secara umum (GAS)
b.      General Adaptation Syndrome (GAS)
Penyesuaian ini menimbulkan pengaruh yang umu pada bagain tubuh, ini trjadi jika individu mengalami stress dalam jangka waktu yang lama. Saat seseorang mengalami stress, sebuah pesan akan dikirimkan tubuh ke otak (hipotalamus), selanjutnya sistem syaraf otonom dan endokrin akan terangsang mengakibatkan perubahan fisiologis disertai gejala tertentu,
Menurut Selye (1976) ada tiga tahap dalam Las dan Gas:
1)      Reaksi Cemas (alarm reaction, AR)
       Tubuh menyadari adanya penyebab stress dan secara sadar atau tidak sadar terpicu untuk melakukan tindakan.
2)      Tahap perlawanan (stage of stress, SR)
        Tubuh berupaya melawan reaksi yang muncul, tidak ada seorang pun yang yang mampu bertahan terus menerus dalam kondisi tersebut. Tingkat perlawanan tubuh akan meningkat melebihi batas normal untuk menghadapi penyebab stress.
3)      Tahap kelelahan (stage of exhaustion, SE)
        Jika tubuh dibiarkan terus-menerus menerima penyebab stress, suatu saat tubuh akan mencapai tahap kelelahan. Gejala cemas kembali muncul. Jika penyebab stess tidak bisa diatasi, gejala tersebut tidak akan berubah. Bahaya kematian akanmenjelang kecuali jika tubuh memperoleh teknik untuk menyesuaikan diri atau menemukan cara baru untuk mengatasi stress.



Stressor
Reaksi Cemas
Tahap Perlawanan
Tahap Kelelahan
Istirahat
Kematian
 
















Gambar 1.3 Tahap adaptasi fisiologis stress

2.      Adaptasi Psikologis
Adaptasi psikologis merupakan bentuk penyesuaian secara psikologis terhadap stressor dengan membangun mekanisme pertahanan diri agar dapat melindungi diri dari berbagai serangan atau hal-hal yang tidak menyenangkan.
a.       Orientasi tugas
Orientasi tugas merupakan suatu strategi pemecahan masalah atau problem solving strategies dengan cara konstruktif dan berorientasi pada kenyataan.
b.      Orientasi ego
Metode ini dikenal dengan istilah pertahanan diri atau defense mechanism. Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
1)      Rasionalisasi
Upaya menghindari masalah dengan memberikan alasan yang rasional sehingga masalah yang dihadapi dapat teratasi.
Contoh: seorang mahasiswa yang nilai ulangannya jelek memberikan alasan bahwa ia sakit sehingga tidak bisa belajar. Padahal sebenarnya IQ-nya kurang.
2)      Mengisar (displacement)
        Memindahkan tingkah laku kepada objek lain.
        Contoh: seorang mahasiswa yang berbuat kesalahan pada waktu praktik dan dimarahi oleh pembimbingnya balik memarahi teman-temannya.
3)      Identifikasi
        Menghadapi orang lain dengan menjadikan kepribadian orang tersebut sebagai kepribadiannya.
        Contoh: seseorang yang mengidolakan seseorang yang menurutnya baik, maka ia akan meniru dan mengubah dirinya menjadi seperti orang yang diidolakannya.
4)      Kompensasi
        Merupakan suatu upaya untuk mengatasi masalah dengan mencari kepuasan di bidang lain.
        Contoh: seseorang yang kurang ahli pada mata kuliah menghafal justru menonjol pada mata kuliah seni.
5)      Proyeksi
        Menempatkan sifat batin sendiri ke dalam sifat batin orang lain.
        Contoh : seseorang yang membenci orang lain mengatakan bahwa orang itulah yang membencinya.
6)      Represi
        Menghilangkan pikiran masa lalu yang buruk dengan melupakan dan menekannya ke dalam bawah sadar.
7)      Supresi
Menekan masalah yang tidak menyenangkan secara sadar, dengan kata lain individu tidak mau memikirkan hal yang tidak menyenangkan.
8)      Penyangkalan (denial)
Menyangkal masalah yang dihadapi. Contoh: seornag penderita Diabetes Melitus memakan makanan yang sebenarnya pantangan.
9)      Overkompensasi/pembentukan reaksi
Pola perilaku individu yang gagal dalam mencapai tujuannya. Individu tersebut tidak mengakui tujuan awalnya dengan melupakannya dan melebihkan tujuan kedua.

Daftar Pustaka
Hurlock, E 1980. Psikologi Perkembangan: suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta : Erlangga
Monks, F.J., dkk. 2004. Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Kozier, B. 1997. Fundamental of Nursing: Concept and Procedure. California: Anderson Wesley Publising Co
Matondang, C.S. 2010. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta : Sagung Seto
Mubarak, W.I 2008. Pengantar Keperawatan. Jakarta : Sagung Seto
Mubarak, W.I dan Nurul C. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC
Uliyah, Musrifatul dan Aziz Alimul. 2008. Ketrampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan, Edisi II. Jakarta: Salemba Medika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar